Pertemuan IMF-Bank Dunia sebagai Hura-hura
Srikandi Indonesia - Luhut Binsar Panjaitan membantah bahwa acara itu bersifat hura-hura dan memboroskan anggaran negara.
Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional IMF dan Bank Dunia siap dilangsungkan di Nusa Dua, Bali, minggu depan. Lebih dari 34.000 ribu peserta telah mendaftar untuk mengikuti pertemuan para pengambil kebijakan dunia itu, jauh melampaui target Indonesia yang semula menargetkan 19.000 peserta.
Luhut Binsar Panjaitan yang merupakan ketua panitia nasional penyelenggaraan acara itu dalam keterangan tertulis yang diterima VOA hari Jum’at (5/10) mengatakan lonjakan peserta pertemuan ini diperkirakan akan memberi dampak pada pertumbuhan ekonomi Bali. "Hasil studi Bappenas, dengan jumlah peserta IMF-Bank Dunia yang kita hitung 19.000 orang, maka ada tambahan asumsi pertumbuhan ekonomi di Bali hingga 0,64%. Berarti menjadi 6,54% dan itu lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional."
Oleh karena itu Luhut membantah jika ada pihak yang mengatakan pertemuan tahunan itu merupakan acara hura-hura yang memboroskan anggaran negara. Diwawancarai VOA melalui telpon Minggu malam (7/10), Luhut mengatakan banyak hal akan dibahas dalam pertemuan itu, tidak melulu soal keuangan, tetapi juga pembangunan manusia, lingkungan hidup, model-model baru untuk menangani bencana dan sebagainya. "Jadi jangan orang mengira acara ini hanya untuk hura-hura. Kita jauh dari itu. Malah tidak pernah berpikir begitu. Memang mungkin ada persepsi sebagaimana tahun 1998 bahwa IMF membuat kita bankrut. Tetapi kini IMF sudah berubah. IMF kini lebih peduli pada isu human capital development, lingkungan hidup. Bank Dunia juga demikian," ujar Luhut.
Ditambahkannya bahwa Indonesia sudah belajar banyak dari pengalaman pahit di masa lalu. “Negara ini pun sudah jauh lebih pintar, kita tahu apa yang kita mau. Kita tidak lagi menerima saran orang lain begitu saja. Kita bisa bilang dengan tegas ‘’hei kami mau ini, bisa gak cocok ?’’ Begitu misalnya. Meskipun sampai sekarang ini khan kita belum membutuhkan IMF. Tetapi tetap perlu bekerjasama karena ia (IMF.red) bisa mendorong negara-negara lain untuk bekerjasama dengan kita. IMF bisa menyampaikan kepada mereka (negara-negara lain.red) bahwa Indonesia ini negara yang kredibel dan meyakinkan negara lain tentang Indonesia.”(Voa Indonesia/Knl)
Tidak ada komentar